"Alasan Dolar Makin Kuat"
Akhir-akhir ini Setiap buka TV saat lagi nonton berita selalu tentang isu kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah emang sedang jadi perbincangan hangat. Kepanikan seperti melanda para kelas menengah karena harga barang-barang impor jadi lebih mahal dari biasanya. Tapi apakah sobat sadar bahwa sobat seharusnya gak usah panik karena sebetulnya ekonomi Indonesia baik-baik aja. Kenapa bisa begitu? Padahal 1 dolar udah Rp 14 ribu!? Tenang aja sobat, akan saya jelaskan sekarang.
Ekonomi Amerika Lagi Kuat dan Meningkat
Setelah sempat masuk ke zaman "kegelapan", Amerika Serikat sedang bangkit dan ngebangun lagi ekonominya selama 4-5 tahun terakhir. Salah satu faktor adalah tingkat pengangguran yang semakin berkurang, dari masa krisis yang sebesar 10 persen pada 2008 ampe sekarang jadi 5 persen. Gini aja, ketika misal ada seribu orang yang abis dapat pekerjaan baru, maka mereka punya uang untuk dibelanjakan. Mereka beli hp dan mobil baru. Ekonomi Amerika makin bagus dong. Dampaknya adalah ke peningkatan nilai mata uangnya dan Amerika bisa jadi lebih cepet buat naikin suku bunganya.
Bukan Cuma Indonesia yang terkena dampak
Ini adalah fenomena ekonomi global. Dari Desember-Mei, rupiah mengalami depresiasi 5,7 persen, makanya itu yang bikin nilai tukar ampe Rp 13 ribu. Tapi gak cuma Indonesia. Brazil aja sepanjang 2015 melemah 15 persen. Bayangin betapa anjloknya nilai tukar real Brazil. Kalo di Asia Tenggara, Indonesia udah termasuk oke, sedangkan Malaysia dan Singapura malah termasuk parah. Bahkan nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dolar AS anjloknya gila-gilaan. Setidaknya ada 20 mata uang yang melemah akibat penguatan dolar Amerika. Rusia, Turki, dan Afrika Selatan juga ternyata masih lebih parah sobat.
Devaluasi Yuan
Karena ekonomi Amerika yang semakin menguat, jadinya permintaan ekspor Cina melemah, angkanya turun terus. Selama bulan Juli aja turun 8,3 persen. Ekspor Cina ke AS turun 1,3 persen. Oleh karena itu Bank Sentral Cina melemahkan mata uang yuan terhadap dolar AS sampai 2 persen supaya barang produksi Cina jadi lebih murah dan diharapkan bisa memperbaiki ekspor mereka. Langkah Cina ini ngebikin negara-negara kayak Singapura, Selandia Baru, Australia, dan Korea Selatan nurunin mata uangnya terhadap dolar AS supaya barang produksi mereka bisa bersaing dengan Cina. Ekonomi Indonesia pun mandek karena Cina yang merupakan rekan dagang Indonesia nurunin mata uangnya, otomatis Indonesia harus ikut menyesuaikan. Belom lagi permasalahan ekspor Indonesia yang lesu dalam tiga tahun terakhir, berbanding terbalik dengan impornya. Intinya, makin dikit aja yang beli produk-produk Indonesia. Kalo udah begitu makin sulit aja deh pertumbuhan ekonomi kita sobat.
Tapi Kita Gak Usah Panik?
Masih ada faktor lainnya yang menyebabkan penguatan mata uang dolar AS seperti suku bunga Amerika yang rencananya bakal dinaikin oleh bank sentral AS, The Fed, tapi nyatanya gak juga naik ampe hari ini karena hal tersebut gak semudah yang mereka rencanakan. Juga sejumlah investor Amerika yang kembali ke negaranya setelah dolar menguat dan ninggalin rupiah terkapar gitu aja, maka gak heran kalo nilai tukar rupiah menurun. Tapi ternyata kepanikan terjadi di kalangan kelas menengah yang pengeluarannya banyak bergantung pada produk-produk impor. Sementara bagi kelas C dan D alias menengah ke bawah gak terlalu.Jangan Lupa Share, Like dan Komen....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar